PhET : Simulasi Virtual Penguat Konsep Pembelajaran IPA SMP Berbasis Inkuiri Terbimbing
PhET : Simulasi Virtual Penguat Konsep Pembelajaran IPA SMP Berbasis Inkuiri Terbimbing - Ilmu Pegetahuan Alam atau sains merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji mengenai gejala mapun fenomena alam serta kebendaan yang di dapat melalui cara observasi dengan maupun tanpa panca indra manusia, penelitian maupun uji coba yang berdasarkan pada hasil konkret pengamatan manusia. Semuanya saling berkaitan terikat antara satu dengan yang lainnya dan saling memberikan pengaruh, baik itu dari gejala yang tidak hidup maupun gejala hidup yang menyatu sebagai sebuah proses berkesinambungan.
IPA adalah scientific process dapat berupa proses itu sendiri maupun berupa cara untuk memecahkan sebuah masalah. IPA sebagai sebuah proses di dalamnya terdapat science process skill dan scientific attitudes yang merupakan ketrampilan untuk menyelidiki berbagai masalah yang berkaitan dengan peristiwa mapun fenomena di alam dengan cara tertentu untuk menghasilkan sebuah penemuan baru untuk perkembangan ilmu pengentahuan pada masa berikutnya yang di dasari pada sikap ilmiah.
Baca Juga : Dampak Globalisasi di Bidang Teknologi Beserta Contohnya
Berkaitan dengan proses tersebut, maka akan ada beberapa teori maupun konsep yang masih abstrak dan absurd sulit untuk ditelaah maupun divisualisasikan oleh para peserta didik khususnya yang ada di jenjang SMP dalam mempelajari maupun memaknai IPA itu sendiri
Sumber : https://phet.colorado.edu/in/simulations/browse
Perkembangan dunia teknologi dan informasi yang begitu pesat akhir-akhir ini dapat memberikan alternatif bagi para insan pendidik, khususnya yang mengampu mata pelajaran IPA di Sekolah Mengah Pertama (SMP) untuk bisa memanfaatkan berbagai macam media pembelajaran berbasis simulasi virtual yang bisa mengejawahtahkan konsep-konsep abstrak yang ada pada pelajarn Ilmu Pengetahuan Alam di tingkatan SMP. Salah satu alternatif media pembelajaran interaktif berbasis simulasi virtual yang layak di coba oleh para pendidik IPA adalah Physics Education and Technology (PhET).
Baca Juga : Cara Membuat Kurikulum Bimbel yang Relevan dengan Zaman
PhET adalah perangkat lunak yang berupa aplikasi simulasi interaktif yang berbasis riset dan berlisensi gratis (free software) yang berisikan simulasi virtual interaktif pembelajaran Biologi, Fisika, Kimia, Matematika dan Bumi dan Antariksa yang di desain dalam bentuk animasi yang interaktif layaknya permainan. PhET digawangi oleh Carl Wieman sebagai pendiri di bawah Lembaga tinggi pendidikan yaitu Universitas Colorado. Berdasarkan situs resmi PhET http://phet.colorado.edu tujuan pembuatan software simulasi interaktif ini adalah “help students visually comprehend concepts, ensure educational effectiveness and usability”. Yang pertama adalah membantu peserta didik untuk memvisualisasikan konsep secara utuh dan jelas, kemudian menjamin pendidikan yang efektif serta kebergunaan yang berkelanjutan.
Simulasi virtual interaktif ini free serta bisa bisa di download maupun di akses di halaman website http://phet.colorado.edu/ untuk di install secara offline. Software PhET dapat di install serta dapat berjalan dalam platform Windows, Linux, Mac OS serta Android. Bagi para pengguna platform Android bisa langsung mengunduhnya di Play Store atau bisa diakses langsung lewat browser yang ada di perangkat smartphone masing-masing. Simulasi virtual yang ada pada PhET sangat menarik dan mudah untuk dijalankan sehingga akan mempermudah pemahaman peserta didik dalam memahami konsep IPA yang sedang dipelajari
Di website PhET terdapat informasi untuk pendidik yang ingin memanfaatkan simulasi virtual ini. Di dalamnya juga terdapat petunjuk mengenai bagaimana cara menggunakannya di dalam proses belajar mengajar di kelas. Menariknya lagi sudah disediakan rencana pembelajaran secara garis besar yang tentunya sebelum menggunakannya harus disesuaikan dengan kondisi serta kemapuan kelas masing-masing dan juga disediakan jurnal-jurnal yang menggunakan PhET sebagai bahan penelitian pendidikan lanjutan.
PhET memiliki pendekatan berbasis riset yang menggabungkan hasil penelitian sebelumnya dan memungkinkan para peserta didik untuk bisa menghubungkan fenomena kehidupan nyata dengan ilmu yang mendasarinya, yang pada akhirnya akan memperdalam pemahaman serta meningkatkan minat peserta didik terhadap mata pelajaran IPA.
Baca Juga : Manfaat Multimedia di Bidang Pendidikan pada Era Digital
Peserta didik bisa belajar melalui beberapa eksplorasi yang bisa dilakukan di ruang kelas maupun secara mandiri. Simulasi virtual interaktif ini bisa mengkolaborasi hasil penelitian dan percobaan sehingga memungkinkan peserta didik untuk bisa mengaitkan fenomena alam yang ada pada kehidupan sehari-hari.
Media virtual PhET ini mampu menghadirkan grafik dinamis yang secara eksplisit mampu menghidupkan model visual maupun konseptual yang sering digunakan oleh para saintis sehingga bisa menurunkan resiko terjadinya miskonsepsi terhadap materi yang sedang dipelajari di ruang kelas , sehingga konsep abstrak yang dipelajari pada tataran IPA yang sedang menjadi pokok bahasan di kelas akan mudah untuk diklarifikasi, diperkuat maupun dan bisa di visualisasikan.
Penelitian yang dilakukan oleh Suhandi (2009) menunjukkan bahwa penggunaan media simulasi virtual PhET lebih banyak menurunkan miskonsepsi pada peserta didik jika dibandingkan dengan menggunakan alat peraga pada materi rangkaian listrik. Penurunan miskonsepsi tersebut dapat disebabkan karena karakteristik simulasi virtual PhET dapat menyajikan fenomena yang sifatnya mikroskopis dan abstrak ke dalam bentuk nyata dibandingkan penggunaan alat peraga biasa. Misalnya, dalam proses menjelaskan konsep perbedaan terang lampu ketika nilai hambatan (resistor) dirubah, maka alat peraga tidak dapat menunjukkan adanya muatan yang mengalir dalam komponen pada setiap rangkaian tersebut. Permasalahan tersebut dapat membuat peserta didik sulit mengkonstruksi konsepsi dalam dirinya karena masih abstrak dan adanya ketidakyakinan terkait dengan konsep yang dipelajari. Pernyataan tersebut diperkuat oleh Putra (2016) bahwa alternatif solusi yang dapat digunakan untuk dapat memvisualisasikan model mekanisme fisis dari suatu fenomena hingga tingkatan mikro adalah menggunakan media pembelajaran yaitu simulasi virtual PhET
Penelitian pendukung lainnya yang berkaitan dengan penerapan simulasi PhET yang dijadikan sebagai media pembelajaran oleh pendidik, dilakukan oleh Zuhri dan Zatmiko (2014) dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan simulasi PhET untuk menurunkan miskonsepsi peserta didik. Penggunaan simulasi virtual PhET dilakukan karena peneliti menganggap bahwa tidak semua konsep dalam fisika dapat dijelaskan melalui praktikum yang sebenarnya.
Kegiatan belajar mengajar yang memanfaatkan simulasi virtual PhET sebagian besar akan mengarah pada suatu pertanyaan yang melatih kemapuan critical thinking peserta didik. Misalnya, menghubungkan konsep yang mendasari dengan beberapa fakta atau fenomenena yang terjadi di dalam kehidupan sehari-hari dan memunculkan pertanyaan “bagaimana jika”. Dengan begitu, maka akan meunculkan proses belajar mengajar yang penuh makna dan lebih efektif karena bisa memancing ketertarikan peserta didik untuk bisa berdiskusi lebih jauh.
Hal tersebut relevan dengan penelitian Nurhayati, et al. (2014) yang dalam penelitiannya menyatakan hasil belajar peserta didik pada materi listrik dinamis yang diajarkan dengan metode demonstrasi berbantuan media simulasi PhET lebih efektif dan bermakna daripada hasil belajar menggunakan metode konvensional. Perbedaan hasil belajar ini terjadi karena menggunakan simulasi PhET. Peserta didik dalam proses pembelajaran tidak sebatas membayangkan terkait konsep-konsep yang terdapat dalam materi listrik dinamis tetapi melihat langsung karakteristik suatu muatan listrik.
Penelitian tersebut diperkuat kembali oleh Adams, et. al. (2008) yang menyatakan bahwa media simulasi virtual PhET mampu memvisualisasi dengan baik konsep materi yang awalnya sulit dipahami ketika proses pembelajaran disajikan dengan metode ceramah atau langsung dari guru ke peserta didik. Sehingga secara tidak langsung hal ini akan mempengaruhi faktor-faktor dalam diri peserta didik
Kegiatan belajar mengajar IPA dengan menggunakan simulasi virtual PhET ini jauh akan lebih efektif jika pendidik menyajikannya dengan menggunakan pendekatan pembelajaran inkuiri terbimbing di dalam kegiatan belajar di kelas . Pendekatan pembelajaran inkuiri terbimbing tersebut memberi kewenangan yang lebih luas kepada pendidik untuk bisa memfasilitasi peserta didik belajar secara mandiri sehingga perubahan kognitif yang diharapkan akan lebih maksimal, serta dapat melibatkan peserta didik untuk melakukan observasi, pengukuran, hipotesis, interpretasi, membangun teori, merencanakan penyelidikan, eksperimen, dan refleksi. Sehingga simulasi PhET dapat digunakan peserta didik untuk membantu menemukan atau mengklarifikasi konsep-konsep yang sedang dipelajari melalui pendekatan pembelajaran inkuiri terbimbing.
Hal tersebut senada dengan apa yang dikemukanan oleh Perkins, et. al. (2006) sebagai pengembang media simulasi virtual PhET, yang menyarankan pembelajaran menggunakan simulasi virtual PhET akan lebih efektif jika diterapkan dengan pendekatan inkuiri terbimbing. Hal tersebut disebabkan simulasi ini mampu membantu peserta didik dalam mengkaji atau menemukan informasi terkait suatu fenomena atau peristiwa melalui suatu ilustrasi yang menarik.
Melalui skenario pendekatan inkuiri terbimbing yang memiliki kelebihan bisa mendorong peserta didik untuk berpikir intuitif dan bisa merumuskan hipotesisnya sendiri, tentunya akan sangat efektif apabila pembelajaran di dalam kelas tersebut dikolaborasikan dengan media simulasi virtual phET.
Bisa disimpulkan bahwasannya simulasi virtual PhET efektif diterapkapkan di dalam kegiatan belajar mengajar karena bisa membantu pendidik maupun peserta didik dalam memahami konsep-konsep abstrak yang ada pada pembelajaran IPA khususnya tingkat SMP. Simulasi virtual ini sangat baik digunakan apabila penyajiannya di dalam kegiatan belajar mengajar di kolaborasikan dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing karena bisa melibatkan peserta didik untuk melakukan observasi, pengukuran, hipotesis, interpretasi, membangun teori, merencanakan penyelidikan, eksperimen, dan refleksi, yang tentu saja perencaannya di rancang oleh pendidik jauh-jauh hari sebelum dilaksanakannya proses belajar mengajar.
Baca Juga : Cara Meraih Kesuksesan dalam Belajar, Begini Rahasianya!
Kelebihan dari simulasi virtual PhET jika di bandingkan dengan praktikum real (sebenarnya) ini bisa memvisualisasikan konsep-konsep Abstrak dengan tampilan yang interaktif, menarik, mudah di akses dari platform Windows, Linux, Mac OS serta Android kapan saja asalkan tersedia jaringan internet yang memadai dan juga mudah dipahami sehingga bisa menstimulasi critical thinking dari peserta didik, dan harapanya peserta didik lebih tertarik untuk mempelajari IPA lebih mendalam di kemudian hari.
Mengenai kekurangannya dari simulasi virtual PhET ini adalah tidak bisa menggantikan proses ilmiah yang bisa diperoleh dengan ketrampilan maupun pendekatan proses seperti pada praktikum nyata. Hal ini dikarenakan tidak adanya interaksi langsung antara peserta didik yang satu dengan yang lainnya sehingga tidak memunculkan sikap ilmiah atau scientific attitudes. Di samping itu ada beberapa kekurangan dari beberapa hal yang berkaitan dengan sarana dan prasarana yang ada di sekolah maupun yang berasal dari dalam diri peserta didik itu sendiri. Misalnya, ketersediaan unit komputer sekolah yang mungkin tidak memadai untuk bisa di gunakan dalam proses pembelajaran dan tidak semua peserta didik memiliki gawai yang berplatform Android untuk bisa mengakses PhET, dan tentu saja tidak semua daerah di Indonesia memiliki akses internet yang lancar dan memadai.
Demikian artikel mengenai PhET : Simulasi Virtual Penguat Konsep Pembelajaran IPA SMP Berbasis Inkuiri Terbimbing, semoga bisa menambah wawasan Anda para pembaca sekalian.