Pengalaman Minum Daun Ungu : Duh, Kok Jadi begini?
Pengalaman Minum Daun Ungu - Daun ungu (Graptophyllum pictum) atau biasa disebut juga daun wungu adalah tumbuhan obat dari Papua Nugini dan Polinesia yang kemudian menyebar ke Indonesia. Spesies ini memiliki nama daerah sebagai berikut: demung, tulak, wungu (Jawa), daun temen-temen, handeuleum (Sunda), karotong (Madura), temen (Bali), kadi-kadi, kobi-kobi (Ternate), dan daun putri (Ambon).
Daun ungu adalah tumbuhan perdu yang tegak. Tingginya adalah 1,5-8 m. Batangnya termasuk batang berkayu, beruas, permukaannya licin dengan warna ungu kehijauan. Daunnya tunggal, bertangkai pendek, bentuknya bulat, pertulangannya menyirip, permukaan atasnya mengkilap, dan tepinya rata. Bunganya majemuk, keluar di ujung batang, dengan rangkaian tandan yang berwaran keunguan dengan panjang 3-12 cm. Buahnya berbentuk kotak yang lonjong, berwarna ungu kecoklatan. Bijinya bulat dan putih dan berkulit tebal. Akarnya berjenis tunggal dan berwarna coklat muda.
Baca Juga : Pengalaman Minum Kianpi Pil Ginseng : Gemuk Tapi ya Gitu !
Mengutip halodoc.com, daun ungu mengandung berbagai zat dengan sifat antioksidan dan antiradang, seperti steroid, flavonoid, alkaloid, dan tannin. Oleh sebab itu, obat herbal ini dipercaya dapat mengurangi peradangan pada wasir sehingga meredakan nyeri maupun bengkak.
Klasifikasi Daun Ungu
Berikut adalah kladifikasi dari daun ungu :
- Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
- Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
- Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
- Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
- Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
- Sub Kelas: Asteridae
- Ordo: Scrophulariales
- Famili: Acanthaceae
- Genus: Graptophylum
- Spesies: Graptophylum pictum Griff
Handeuleum mengandung lendir yang bermanfaat untuk melunakkan kotoran sehingga bisa untuk mencegah terjadinya sembelit. Selain itu juga mengandung zat tanin, alkaloid, sitosterol glikosida. Handeuleum (daun ungu) ini juga bersifat mendinginkan.
Penyebaran dan Habitat
Spesies ini aslinya berasal dari Papua Nugini dan Polinesia. Kemudian, diperkenalkan ke Indo-Cina, Semenanjung Malaya, Filipina, dan Indonesia. Di Jawa, daun ungu tumbuh sampai pada 1250 mdpl. Tumbuhan ini dibudidayakan sebagai tumbuhan pagar dan tumbuhan hias, yaitu yang bervarietas daun yang berwarna merah. Untuk habitatnya, biasanya daun ungu tumbuh di tempat yang banyak disinari matahari. Selain itu pula, ia tumbuh di tempat yang lembab, dan hangat.
Ciri Daun Ungu
- Batang : Batangnya aerial, berkayu, silindris, tegak, warna ungu kehijauan, bagian dalam solid, permukaan licin, percabangan simpodial (batang utama tidak tampak jelas), arah cabang miring ke atas. penampang batangnya berbentuk mendekati segi tiga tumpul.
- Kulit dan daun berlendir dan baunya kurang enak.
- Daun : Daun tunggal, mempunyai struktur posisi daun tersusun berhadapan (folia oposita), warna ungu tua, panjang 15 - 25 cm, lebar 5 - 11 cm, helaian daun tipis tegar, bentuk bulat telur, ujung runcing, pangkal meruncing (acuminatus), tepi rata, pertulangan menyirip (pinnate), permukaan mengkilat (nitidus).
- Bunga : bersusun dalam 1 rangkaian tandan yang berwarna merah tua. Bunga majemuk, muncul dari ujung batang (terminalis).
- Tumbuhan perdu atau pohon kecil, berumur menahun (perenial), tinggi +/- 2 m.
- Akar tunggang.
- Buah kotak sejati (capsula), lonjong, warna ungu kecoklatan, bentuk biji bulat - berwarna putih.
Cara Pemakaian Daun Ungu
Berdasarkan pengalaman minum daun ungu, cukup siapkan daun segar sebanyak 10 – 15 g direbus, lalu diminum. Untuk pemakaian luar, daun atau kulit batang secukupnya dibersihkan lalu dipipis. Gunakan untuk menutup bisul, borok, luka, sakit telinga, payudara bengkak karena bendungan asi, atau bagian tubuh yang bengkak (memar) akibat terbentur benda keras atau terpukul. Air perasan daun untuk sakit telinga.
Demikian ulasan mengenai pengalaman minum daun ungu, semoga artikel ini bisa bermanfaat untuk Anda para pembaca. Salam sehat selalu untuk Anda.